Nama: Titin Suharni
NIM: 24530222
Koneksi Antar Materi - Relevansi
Perjalanan Pendidikan Nasional
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
masyarakat. Ki Hajar Dewantara menekankan pada pendidikan nasional dan
pendidikan kultural dan didiklah anak sesuai
dengan zamannya sendiri. Perjalanan pendidikan nasional Indonesia tidak
terlepas pada masa lampau dimulai ketika pemerintah colonial belanda mendirikan
sekolah untuk masyarakat pribumi namun hanya untuk mereka yang hanya akan
dijadikan pegawai dan beberapa golongan atas, sekolah itu pun hanya pada
kemampuan menulis. Kemudian karena sistem colonial itu melahirkan tokoh tokoh
terpelajar seperti Ki Hajar Dewantara, Budi
Utomo, R.A. Kartini dan K.H Ahmad Dahlan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yang
mendasarkan kebudayaan nasional
dapat menghindarkan dari
kebodohan. Untuk mewujudkan cita-cita dan pandangan tersebut Tanggal 3 Juli
1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di mulai
yaitu dengan mendirikan
Taman Siswa yang
mula-mula bernama “
National Onderwijs Instituut Taman Siswa” yang pertama di Yogyakarta[1] sebagai
bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan “ing ngarsa
sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwuri handayani”. Artinya, guru
sebagai pendidik hendaknya mampu menjadi contoh yang baik, pendidik juga harus
mampu menumbuhkembangkan minat dan kemauan anak untuk berkembang dan berkarya,
serta pendidik mengikuti dari belakang atau memberikan kebebasan, kesempatan
dan bimbingan agar anak dapat berkembang sesuai dengan inisiatifnya sendiri. Melalui pendidikan
dapat untuk membentuk
generasi penerus bangsa
yang berkarakter serta memiliki nilai-nilai moral yang baik. Pendidikan
menjadi faktor terpenting dalam upaya untuk pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing[2]
Refleksi diri
Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi
Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa
perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut:
1.
Saya
dapat lebih mengenal siapa sosok Ki
Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia dan perjuangannya bagi
pendidikan di Indonesia, kemudian Saya
dapat mengetahui sejarah perjalanan Sistem Pendidikan Nasional dari masa
sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan bahkan pendidikan saat ini.
2.
Saya
dapat mengetahui beberapa pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
dalam kaitannya dengan Filosofi Pendidikan yang selanjutnya diadaptasi dan
diimplementasikan pada pendidikan saat ini. Seperti yang disebutkan oleh Ki
Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri
handayani. Saya menjadi tahu bahwa guru sejatinya bukan sekedar mengajar, namun
harus menjadi teladan, membangun cita-cita, menjadi manusia yang dan memberi
dukungan kepada peserta didik.
3.
Ketika
nanti saya menjadi guru, maka saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar
atau merdeka belajar dengan cara memberikan kebebasan kepada setiap peserta
didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada di dalam dirinya.
4.
Sebagai
guru saya juga harus turut terlibat dalam menumbuhkan karakter peserta didik
yang siap berperan dan berdaya guna dalam masyarakat.
[1] Zuriatin, Nurhasanah, and Nurlaila, “Pandangan Dan Perjuangan Ki Hadjar
Dewantara Dalam Memajukan Pendidikan Nasional,” Jurnal Pendidikan Ips 11, no. 1 (2021): 48–56,
https://doi.org/10.37630/jpi.v11i1.442.
[2] Anggina Nurul Anisa, “Ki Hajar Dewantara Dan Revolusi Pendidikan Pada Masa
Pergerakan Nasional Di Indonesia,” JEJAK :
Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah 3, no. 1 (2023): 88–96,
https://doi.org/10.22437/jejak.v3i1.24821.
Komentar
Posting Komentar